HENI PURWONO
NIM
0102512089
BAHASA INGGRIS
Manajemen
Pendidikan, Konsentrasi Kepengawasan Sekolah
Rombel 2
Beasiswa P2TK Dikmen Kemdikbud Tahun 2012
TUGAS
KE-4
Terjemahan
1
Introduction to Educational Research
Pengantar Penelitian Pendidikan
Kemampuan-kemampuan
Setelah membaca Bab I, Anda mampu:
1. Mendaftar
dan menjelaskan dengan ringkas langkah-langkah utama yang terlibat dalam
melakukan studi penelitian.
2. Memilih
salah satu artikel dari terbitan baru The Journal of Educational Research
dan dari The Jurnal of Educational Psychology. Untuk masing-masing artikel, mengidentifikasi dan menyatakan:
a. Masalah
b. Prosedur
c. Metode
Analisis dan
d. Kesimpulan
Utama
3. Mendefinisikan
dengan ringkas dan menyatakan karakteristik utama dari masing-masing lima metode riset.
4. Untuk
masing-masing lima metode riset, menjelaskan dengan ringkas minimal 3 studi
riset.
Misalnya:
Experimental
– Sebuah studi untuk menentukan akibat tutorial sebaya pada ketramilan
computer kelas 3.
METODE ILMIAH
Tujuan semua upaya ilmiah adalah untuk
menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena. Tujuan ini berdasarkan
atas asumsi bahwa semua perilaku dan peristiwa runtut (terjadi secara
sistematis) dan merupakan akibat-akibat yang memiliki sebab-sebab yang bisa
ditemukan (dicari sumbernya). Kemajuan terhadap tujuan ini meliputi perolehan
pengetahuan dan perkembangan dan pengetesan (pengujian)
teori-teori. Keberadaan teori yang hidup sangat
membantu kemajuan ilmiah dengan cara serempak menjelaskan banyak fenomena.
Dibandingkan dengan sumber-sumber pengetahuan yang lain
seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif dan penalaran deduktif,
aplikasi metode ilmiah tak diragukan lagi yang paling efisien dan reliable.
Beberapa masalah yang terkait dengan
pengalaman dan otoritas sebagai sumber-sumber pengetahuan secara grafis digambarkan dengan sebuah cerita yang diceritakan oleh Aristoteles. Menurut
teori suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan dengan hati-hati menghitung dan menghitung lagi kaki-kakinya. Kemudian ia mengatakan bahwa lalat mempunyai 5 kaki.
Tak seorang pun menanyakan kata Aristoteles.
Bertahun-tahun penemuannya diterima tanpa kritik. Tentu saja lalat yang
ditangkap Arsitoteles kebetulan baru saja kehilangan sebuah kaki! Apakah anda
percaya atau tidak cerita itu, ini menggambarkan batasan-batasan yang tergantung pada
pengalaman dan otoritas pribadi sebagai sumber pengetahuan.
Baik
Penalaran induktik ataupun deduktif juga punya nilai terbatas jika digunakan
secara khusus. Penalaran induktif menyangkut formulasi generalisasi-generalisasi yang didasarkan pada
observasi jumlah yang terbatas pada
peristiwa-peristiwa khusus.
Contohnya: Setiap
bahan bacaan riset yang diuji berisi bagian sampling. Maka,
semua bahan bacaan riset berisi bagian sampling.
Penalaran deduktif pada
dasarnya menyangkut proses terbalik yang sampai pada
kesimpulan khusus yang didasarkan pada
generalisasi-generalisasi.
Contohnya: Semua
bahan bacaan riset berisi bagian sampling.
Buku ini adalah sebuah bahan bacaan riset.
Maka, buku ini berisi sebuah bagian pada
sampling.
(Demikian?)
Meskipun keduanya bukan pendekatan yang
memuaskan sama sekali, jika digunakan bersama-sama sebagai komponen integral
metode ilmiah, keduanya sangat efektif. Pada dasarnya metode ilmiah menyangkut
induksi hipotesis yang berdasarkan observasi, deduksi
implikasi- implikasi hipotesis, pengujian implikasi,
dan konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis.
Metode
ilmiah merupakan sebuah proses yang sangat runtut menyangkut
langkah- langkah berurutan: rekognisi dan definisi masalah; formulasi hipotesis; pengumpulan data;
analisis data; dan pernyataan kesimpulan- kesimpulan yang
berkaitan dengan konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis. Langkah-langkah ini bisa diterapkan
secara informal untuk pemecahan masalah sehari- sehari sebagai arah paling
efisien yang diambil dari rumah dibawa ke pekerjaan atau ke sekolah, waktu
terbaik membuka jendela di bank, atau jenis terbaik kalkulator elektronik untuk
berdagang. Penerapan metode ilmiah yang lebih formal untuk pemecahan masalah-masalah
adalah apa saja yang terkait dengan riset.
PELAKSANAAN
METODE ILMIAH DALAM PENDIDIKAN
Riset adalah aplikasi formal,
sistematik dari metode ilmiah untuk kajian masalah-masalah; riset pendidikan
adalah aplikasi formal, sistematik dari metode ilmiah untuk studi masalah-masalah
pendidikan. Tujuan riset pendidikan mengikuti tujuan semua sains yaitu
menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena pendidikan. Perbedaan
utama antara riset pendidikan dengan riset ilmiah yang lain adalah sifat
fenomena yang dikaji. Mungkin lebih sulit menjelaskan, memprediksi dan
mengontrol situasi yang menyangkut manusia dan jauh lebih kompleks dari pada
semua organisme. Ada banyak variabel yang diketahui dan tidak diketahui yang
dijalankan di suatu lingkungan pendidikan yang sangat sulit untuk
mengeneralisasikan atau mereplikasikan temuan-temuan. Jenis-jenis kontrol kaku yang
bisa dibangun dan dipertahankan dalam sebuah laboratorium biokimia sangat tidak
mungkin dalam setting pendidikan. Observasi juga lebih sulit dalam riset
pendidikan. Pengamat bisa subyektif dalam merekam perilaku dan orang yang
diamati juga bs berperilaku tidak sama karena dengan diamati; reaksi kimia
cenderung tidak disadari menjadi fakta yang dengan diamati! Pengukuran yang
tepat juga lebih sulit dalam riset pendidikan. Kebanyakan pengukuran pasti tidak
langsung; tidak ada ukuran-ukuran yang bs diukur dengan sebuah barometer untuk
mengukur intelegensia, prestasi, atau sikap. Perhatikan bahwa tujuan riset bukan
untuk membuat sebuah kasus yang terkait dengan kepercayaan – yaitu untuk apa
kertas ada – atau untuk membuktikan sebuah titik. Riset adalah pertanyaan yang
obyektif, tidak bias untuk penemuan-penemuan yang replikebel/diulangi lg.
Mungkin
tepatnya kesulitan dan kompleksitas
riset pendidikan menjadi semacam bidang garap yang menantang dan menyenangkan.
Karena sebuah stereotip popular yang menggambarkan peneliti-peneliti sebagai orang
laki-laki tua yang berkacamata, berpunggung bungkuk yang tak pernah berhenti
menambah bahan kimia ke dalam uji tabung, setiap hari ribuan laki-laki dan
wanita semua umur, ukuran dan bentuk melakukan riset pendidikan dalam berbagai
setting. Setiap tahun jutaan dolar dihabiskan untuk pertanyaan pengetahuan yang
terkait dengan proses belajar mengajar. Riset pendidikan telah menyumbangkan
banyak temuan yang terkait dengan prinsip-prinsip perilaku, belajar dan
retensi. Demikian juga, kontribusi penting telah dilakukan terkait dengan
kurikulum, pengajaran, materi/bahan pengajaran, desain, pengukuran dan analsis.
Baik riset kuantitaif maupun kualitatif meningkat. Ini disebabkan sebagian peneliti dilatih lebih baik. Kenyataannya,
banyak lulusan program pendidikan, di bidang-bidang yang berbeda seperti
pendidikan jasmani, pendidikan seni, dan pendidikan bahasa Inggris yang
sekarang membutuhkan sebuah kursus riset untuk semua pelajar.
Langkah-langkah
yang ada dalam pelaksanaan riset mestinya tampak mirip karena langsung terkait
dengan langkah-langkah metode ilmiah:
1. Seleksi
dan definisi masalah. Sebuah masalah adalah sebuah hipotesis atau pertanyaan yang
terkait dengan pendidikan yang mana bisa diuji atau dijawab melalui pengumpulan
dan analisis data.
2. Eksekusi
prosedur riset. Prosedur sifatnya meliputi seleksi subjek-subjek dan seleksi
atau pengembangan alat-alat pengukuran. Desain studi akan mendiktat besarnya prosedur-prosedur
khusus yang terkait dalam studi.
3. Analisis
data. Analisis data biasanya menyangkut aplikasi teknik-teknik sebuah statistik
atau lebih. Data dianalisis dengan cara membolehkan peneliti menguji hipotesis
riset atau menjawab pertanyaan riset.
4. Menarik
dan menyatakan simpulan. Simpulan berdasarkan hasil analisis data. Simpulan
dinyatakan atas dasar hipotesis atau pertanyaan orisinil/awal. Simpulan
seharusnya menyatakan, misalnya, apakah hipotesis riset didukung atau tidak
didukung.
Dalam laporan riset, contohnya sebuah
artikel yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal, langkah-langkah ini mestinya
jelas nyata jika laporan ini ditulis. Masalah pada umumnya akan disajikan dalam
pernyataan yang diawali dengan frase “tujuan studi ini adalah untuk…..” dan
“masalah telah diuji hipotesisnya…..” Bagian prosedur sebuah laporan bisa sangat
panjang dan terperinci/detil, tetapi ada langkah-langkah utama khusus yang bisa
diidentifikasi contohnya jumlah karakteristik subyek (sampel), sebuah deskripsi
alat-alat pengukuran termasuk ketika dikelola (misalnya, apakah ada pri tes),
dan sebuah deskripsi perlakuan grup, jika tepat. Teknik analisis
data biasanya mudah diidentifikasi; mereka pada umumnya akan disajikan dalam
pernyataan yang diantaranya frase seperti “data sudah di analisis dengan
menggunakan ….” atau “sebuah ……. telah digunakan untuk menganalisis data.”
Simpulan biasanya ditandai semacam itu. Sementara mungkin banyak simpulan
disajikan, minimal salah satu di antaranya harus terkait langsung dengan
hipotesis atau pertanyaan awal. Pernyataan misalnya “Dapat disimpulkan bahwa
lebih banyak riset dibutuhkan dalam bidang ini” adalah bagus tetapi tentu saja tidak
mewakili simpulan utama dari kajian. Riset lebih banyak selalu dibutuhkan!
Studi-studi
riset bisa diklasifikasikan dalam beberapa cara. Dua pendekatan utama adalah
mengklasifikasikan menurut tujuan dan menurut metode. Jika tujuan adalah
kriteria klasifikasi, maka semua studi riset masuk dalam slh satu 5 kategori: penelitian dasar, penelitian terapan, penelitian
evaluasi, penelitian and pengembangan (R&D), atau penelitian tidakan. Metode riset mengacu pada semua strategi yang terdapat dalam
pengumpulan dan analisis data; strategi ini diacu/dirujuk sebagai desain riset.
Bahkan dengan menggunakan metode riset sebagai kiteria bisa mengarah kpada
beberapa skema klasifikasi yang berbeda. Meskipun ada 5 tipe, jenis atau metode
riset yang berbeda: historis, deskriptif, korelasi, kausal komparatif dan
eksperimental.
Klasifikasi
Penelitian dengan Tujuan
Klasifikasi penelitian dengan tujuan berdasarkan terutama pada tingkat yang mana
penemuan mempunyai penerapan
langsung dan tingkat yang mana klasifikasi dapat digeneralisasi ke
situasi pendidikan lainnya. Kedua kreteria ini adalah fungsi dari control
penelitian yang dilatihkan selama pelaksanaan penelitian. Penelitian dasar
meliputi pengembangan teori; penelitian
terapan berkaitan dengan penerapan teori
penyelesaian masalah; penelitian evaluasi meliputi pembuatan keputusan yang menyangkut hubungan
yang bernilai dari 2
atau lebih tindakan alternative; penelitian dan pengembangan ditujukan pada pengembangan hasil-hasil
yang efektif yang dapat digunakan disekolah; dan penelitian tindakan berkaitan dengan solusi yang
bersifat segera pada masalah-masalah lokal.
Penelitian
dasar vs Penelitian Terapan
Sangat
sulit untuk mendiskusikan penelitian dasar dan penelitian terapan secara terpisah, karena keduanya sebenarnya satu
rangkaian kesatuan. Tetapi ada penolakan,
sehubungan dengan akhir rangkaian kesatuan penelitian
pendidikan mana yang harus dilakukan. Dalam bentuk aslinya, penelitian dasar
dilaksanakan semata-mata untuk tujuan teori pengembangan dan perbaikan.
Penelitian dasar tidak terkait
dengan penerapan praktis dan
sangat mirip dengan kondisi laboratorium dan control biasanya
disesuaikan dengan penelitian ilmiah. Penelitian terapan, seperti
namanya dilaksakan untuk tujuan menerapkan atau menguji
teori dan mengevaluasi manfaat
dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Benar atau salah
sebagian besar studi penelitian pendidikan diklasifikasikan pada
akhir rangkaian yang diterapkan; lebih berkaitan dengan ”apa” disbanding “mengapa”. Penelitian dasar terkait dengan menetapkan prinsip-prinsip
umum pembelajaran; penelitian terapan berkaitan dengan manfaat
pengelolaan pendidikan. Sebagai contoh
banyak penelitian dasar banyak
dilakukan dengan binatang untuk menentukan
prinsip-prinsip penguatan dan akibat dalam pembelajaran. Penelitian
terapan telah menguji prinsisp-prinsip ini untuk menentukan
keefektifannya dalam meningkaatkan
pembelajaran (instruksi yang terprogram) dan tingkah laku (modifikasi tingkah laku). Beberapa penelitian
yang berada diantara rangkaian
kesatuan tersebut, berusaha untuk menyatukan kedua
pendekatan tersebut dengan melakukan penelitian terkontrol
didalam kelas khusu atau kelas
simulasi, menggunakan siswa, dan meliputi topic
dan materi sekolah yang relevan.
Kedua
jenis penelitian itu sangat penting. Penelitian dasar
menyajikan teori yang menghasilkan implikasi untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan; penelitian terapan menyajikan data untuk
mendukung teori, menuntun revisi teori atau memberi saran pengembangan pada teori
baru.
Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Tujuan utama karya R & D tidak untuk
merumuskan atau menguji teori tetapi untuk mengembangkan hasil-hasil efektif untuk
digunakan di sekolah. Hasil-hasil yang dihasilkan oleh karya R & D meliputi
materi training guru, materi pembelajaran, seperangkat tujuan perilaku, materi
media, dan sistem manajemen. Karya R & D pada umumnya sangat
ekstensif dengan tujuan, personil, dan pemenuhan waktu. Hasil-hasil yang
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus dan sesuai dengan spesifikasi
terinci. Ketika sudah lengkap, hasil-hasil adalah bidang teruji dan diperbarui
hingga tingkat keefektifan prakhusus dicapai. Meskipun siklus R & D adalah
siklus yang mahal, maka menghasilkan produk kualitas yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan. Personil sekolah yang merupakan pemakai/pengguna
usaha R & D mungkin kali pertama betul-betul mengetahui nilai penelitian
pendidikan.
Penelitian
Tindakan
Tujuan penelitian tindakan adalah untuk
memecahkan masalah-masalah di kelas melalui metode ilmiah. Ia terkait dengan
masalah lokal/setempat dan dilaksanakan dalam setting/latar setempat. Ia tidak
terkait dengan apakah hasilnya bisa digeneralisasi untuk latar yang lain dan tidak
berkarakter sama dengan jenis bukti kendali dalam kotegori penelitian. Tujuan
utama penelitian tindakan adalah pemecahan masalah yang ada, kontribusi bukan untuk
sains. Apakah penelitian dilakukan di
satu kelas atau banyak kelas, maka guru sungguh bagian terbesar dari sebuah proses.
Semakin banyak training penelitian guru yang terkait telah memiliki, semakin
mungkin bahwa penelitian akan menghasilkan hasil yang valid jika tidak bisa
digeneralisasikan.
Nilai penelitian tindakan pada dasarnya
dibatasi pelaksanaannya. Karena kelemahannya ia betul-betul mewakili pendekatan
ilmiah untuk pemecahan masalah yang dianggap lebih baik dari pada perubahan yang
didasarkan pada keefektifan yang dinyatakan dalam prosedur yang belum
diusahakan dan sangat lebih baik dari pada tidak ada perubahan sama sekali.
Inilah alat yang digunakan oleh personil sekolah bisa berusaha memperbaiki
proses pendidikan paling tidak di lingkungannya sendiri. Tentu saja nilai
penelitian tindakan terhadap kemajuan penelitian ilmiah yang benar terbatas.
Kemajuan yang benar membutuhkan pengembangan teori-teori yang terpercaya yang
memiliki implikasi terhadap banyak kelas bukan hanya satu atau 2 kelas. Suatu
teori yang terpercaya memiliki 10 prinsip pembelajaran mungkin mengurangi
kebutuhan terhadap ratusan studi penelitian tindakan yang akan datang. Karena
keberadaan teori pendidikan sekarang ini, maka penelitian tindakan memberikan
jawaban langsung terhadap masalah yang tidak mungkin menunggu solusi-solusi
teoritik.
KLASIFIKASI PENELITIAN MENURUT
METODENYA
Meskipun kadang-kadang ada tingkat
overlap (tumpang tindih) kebanyakan studi penelitian mewakili sebuah metode
atau strategi yang lsg bisa diidentifikasi. Semua studi memiliki prosedur
tertentu secara umum–pernyataan sebuah masalah, pengumpulan data, analisis data
dan penarikan simpulan. Akan tetapi sejauh ini, prosedur spesifik untuk sebuah
tingkat tinggi ditentukan oleh metode penelitian. Setiap metode didesain untuk
menjawab tipe pertanyaan yang berbeda. Pengetahuan berbagai metode dan prosedur
yang masing-masing terkait, penting baik untuk peneliti maupun untuk pemakai
penelitian. Bahkan dengan menggunakan metode sebagai kriteria,
ada beberapa cara dimana penelitian dikalisifikasikan misalnya
eksperimental vs noneksperimental, atau sejarah vs deskriptif vs eksperimental.
Akan tetapi kalisifikasi ini cenderung mengumpulkan studi-studi terkait dengan
strategi penelitian yang sangat berbeda. Sebuah skema klasifikasi yang muncul
menjadi sangat efisien untuk mengurangi kategori dan memperbanyak perbedaan,
menempatkan semua studi penelitian ke dalam satu dari 5 kategori: sejarah,
deskriptif, korelasi, kausal- komparatif, atau eksperimental. Tujuan penjelasan
berikut ini adalah untuk memberikan saudara sebuah ringkasan sehingga paling tidak
sdari akan mampu membaca sebuah laporan penelitian dan berdasarkan prosedurnya,
bisa menentukan manakah dari 5 metode yang mewakilinya. Kompetensi ini yang
akan membantu saudara dalam mereview literatur untuk masalah yang saudara pilih
dalam Bab 2. Metode penelitian akan dibahas selanjutnya pada Bab 6.
Penelitian Sejarah
Penelitian historik
menyangkut mengkaji, memahami, dan menjelaskan peristiwa di masa lalu. Tujuan
penelitian sejarah adalah untuk menghadirkan simpulan-simpulan yang berkaitan dengan
sebab, akibat, atau trend peristiwa masa lalu yang bisa membantu untuk
menjelaskan peristiwa sekarang dan mengantisipasi masa yang akan datang.
Sementara studi historik jarang dilakukan dari pada tipe
penelitian yang lain, ada masalah-masalah dan isu-isu pendidikan khusus
(seperti kebijakan penilaian) yang mungkin lebih baik dipahami dalam pandangan
pengalaman masa lalu. Langkah-langkah yang terlibat dalam melakukan studi
sejarah umumnya sama dengan tipe penelitian yang lain; sebuah studi sejarah
seharusnya dipandu dengan sebuah hipotesis, seperti halnya studi eksprimental,
jika tidak menurunkan “pemburuan harta karun” yang tak bertujuan.
Berikut ini adalah contoh jenis studi
penelitian sejarah:
1.
Faktor-faktor yang mengarahkan pada
pengembangan dan pertumbuhan pengajaran kepribadian.
2.
Dampak-dampak keputusan MA PBB terhadap
pendidikan Amerika.
3.
Tren-tren terhadap pengajaran
membaca, 1875-1975.
Penelitian
Deskriptif
Penelitian
deskriptif melibatkan pengumpulan data
yang diminta untuk menguji hipotesis atau menjawab gabungan pertanyaan keadaan
dari subjek studi/ penelitian. Sebuah tujuan studi deskriptif dan laporan
jalan menujunya. Satu tipe umum dari penelitian deskriptif melibatkan
penilaian sikap atau mendekati pendapat
pribadi, organisasi, peristiwa, atau cara; sebelum pemilihan politik dan
penelitian pemasaran adalah contoh-contoh dari tipe penelitian deskriptif. Data
deskriptif adalah tipikal yang dikumpulkan melalui survey kuisoner, wawancara
maupun pengamatan.
Penelitian
deskriptif terdengar sangat simple/
mudah/ ringkas; hal itu banyak benar lebih dari itu, bagaimanapun, daripada
hanya bertanya dengan pertanyaan dan melaporkan jawaban.
Berikut ini contoh-contoh tipe-tipe pertanyaan yang diugkap oleh studi penelitian deskriptif:
1.
Bagaimana guru-guru kelas 2 memanfaatkan waktunya? Guru-guru kelas 2 akan dipantau selama
satu periode dan hasilnya mungkin akan dipresentasikan sebagai prosentase
misalnya 60% waktunya digunakan mengajar, 20% bertanya atau menjawab
pertanyaan, 10% melaksanakan disiplin administrasi, dan 10% melaksanakan
tugas-tugas administrasi misalnya mengumpulkan uang susu.
2.
Bagaimana warga Yortown akan memberikan
suara pada pemilihan presiden yang akan datang? Sebuah survey terhadap warga Yortown akan dilakukan (questioner atau
interview), dan hasilnya mungkin akan disajikan dalam
prosentase misalnya 70% menunjukkan mereka akan memberikan suara untuk
Peter Pure, 20% untuk George Graft, dan 10% tidak memutuskan.
3.
Bagaimana para orang tua merasakan tentang hari-hari sekolah paruh waktu? Orang tua akan disurvey dan hasilnya mungkin akan
disajikan dalam prosentase untuk
setuju, menolak, atau tidak memutuskan.
Penelitian
Korelasi
Berikut ini contoh-contoh tipikal studi
korelasi:
1.
Hubungan antara intelegensia dengan
kreativitas. Skor atas uji intelegensia dan pada uji kreativitas akan diperoleh
dari masing anggota kelompok yang ada. 2 kelompok skor akan dikorelasikan dan
koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
2.
Hubungan antara kecemasan dengan
prestasi. Skor-skor pada skala kecemasan dan pada uji prestasi akan diperoleh dari
masing-masing anggota kelompok. 2 kelompok skor akan dikorelasikan dan
koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
3.
Penggunaan tes bakat untuk
memprediksikan kesuksesan di sebuah kursus aljabar. Skor-skor pada uji bakat
aljabar akan dikorelasikan dengan kesuksesan akhir dalam aljabar karena diukur dengan
skor ujian akhir, Misalnya. Jika koefesien hasilnya tinggi, maka uji bakat akan
dianggap prediktor yang baik.
Penelitian Kausal-Komparatif
dan Eksperimental
Berikut ini adalah contoh-contoh
tipikal studi eksperimental:
1.
Keefektifan pengajaran terprogram
dibandingkan dengan pengajaran tradisional atas ketrampilan berhitung. Variabel
bebas atau sebab adalah jenis pengajaran (terprogram vs tradisional); variabel
terikat atau akibat adalah ketrampilan berhitung. Dua kelompok (lebih dipilih
terbentuk acak) akan dibuka pada dasarnya menjadi pengalaman yang sama, kecuali
untuk metode pengajaran. Setelah beberapa waktu ketrampilan berhitung mereka
akan dibandingkan.
2.
Akibat pengajaran kemauan sendiri pada
konsep pribadi. Variabel bebas atau sebab adalah kemauan sendiri/belajar
bebas (kemauan sendiri vs langkah guru); variabel terikat atau akibat
adalah konsep pribadi. 2 kelompok (diambil secara acak) akan dibuka/dipilih
secara jelas sebagai pengalaman yang sama, kecuali untuk langkah/laju
pengajaran. Setelah beberapa waktu konsep2 pribadi mereka akan dibandingkan.
3.
Akibat penguatan positif atas sikap terhadap
sekolah. Variabel bebas atau sebab adalah jenis penguatan (misalnya positif vs
negative, atau positif vs tidak ada); variabel terikat atau akibat adalah sikap
terhadap sekolah. 2 kelompok (dipilih secara acak) akan dibuka
secara jelas menjadi pengalaman yang sama, kecuali untuk tipe penguatan yang
diterima. Setelah beberapa waktu sikap mereka terhadap sekolah akan
dibandingkan.
Berikut ini adalah contoh-contoh
tipikal studi kausal-komparatif:
1. Akibat
kehadiran siswa TK pada prestasi di akhir kelas pertama. Variabel bebas atau
sebab adalah kehadiran siswa TK (siswa TK yang dihadirkan atau yang tidak
dihadirkan); variabel terikat atau akibat adalah prestasi di akhir kelas
pertama. 2 kelompok yang diberi nilai pertama akan diidentifikasi–satu kelompok
yang datang di TK dan satu kelompok yang tidak hadir. Prestasi 2 kelompok akan
dibandingkan.
2. Akibat
memiliki ibu yang bekerja pada ketidakhadiran di sekolah. Variabel bebas atau
sebab adalah status ibu (ibu bekerja atau tidak); variabel terikat atau akibat
adalah ketidakhadiran atau jumlah hari-hari absen/tidak hari. 2 kelompok siswa
akan diidentifikasi–satu kelompok yang memiliki ibu yang bekerja dengan satu
kelompok yang ibunya tidak bekerja. ketidakhadiran 2 kelompok akan
dibandingkan.
3. Akibat
jenis kelamin pada prestasi matematika. Variabel bebas atau sebab adalah jenis
kelamin (laki-laki vs perempuan); variabel terikat atau akibat adalah prestasi
matematika. Prestasi laki-laki akan dibandingkan dengan prestasi perempuan.
Petunjuk-petunjuk untuk Klasifikasi
Manakah dari 5 metode yang paling tepat
untuk studi yang ada tergantung pada cara dimana masalah dibatasi. Masalah umum
yang sama sering bisa diinvestigasi dengan menggunakan beberapa metode.
Penelitian dalam wilayah yang ada sering runtut; deskriptif preliminer dan atau
studi korelasi bisa dilakukan yang diikuti dengan Kausal-komparatif dan atau
studi eksperimental, jika semacam itu kelihatannya terjamin. Sebagai contoh,
marilah kita lihat kecemasan dengan prestasi. Studi-studi berikut ini mungkin
bisa dilakukan:
1. Deskriptif:
sebuah survey guru untuk menentukan bagaimana dan pada tingkat apa mereka
percaya kecemasan berakibat pada prestasi.
2. Korelasi:
sebuah studi untuk menentukan hubungan antara skor pada skala kecemasan dengan
skor pada ukuran prestasi.
3. Kausal-komparatif:
sebuah studi untuk membandingkan prestasi sebuah kelompok siswa dikelompokkan yang
memiliki kecemasan tinggi sama dengan kelompok yang memiliki kecemasan yang
rendah.
4. Eksperimental:
sebuah studi untuk membandingkan prestasi 2 kelompok–satu kelompok dibelajarkan
dalam lingkungan yang menghasilkan kecemasan dengan satu kelompok yang
dibelajarkan dalam lingkungan yang mengurangi kecemasan.
Berikut contoh-contoh seharusnya lebih
jauh mengklarifikasikan perbedaan antar metode:
1. Sikap
guru terhadap persatuan. Mungkin deskriptif. Studi menentukan sikap guru
sekarang. Data mungkin dikumpulkan melalui penggunaan questioner atau
interview.
2. Akibat
status sosioekonomik (SES) pada konsep pribadi. Mungkin kausal-komparatif.
Akibat SES pada konsep pribadi dengan yang diteliti. Variabel bebas, status
sosioekonomik, tidak bisa dimanipulasi.
3. Perbandingan
pengajaran kelompok besar vs kelompok kecil terhadap prestasi. Mungkin
eksperimental. Akibat ukuran kelompok pada prestasi dengan diteliti. Variabel
bebas, ukuran kelompok, bisa dimanipulasi oleh peneliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar